Agar Anak Sholat Tanpa Diminta

 Agak kaget memang melihat mereka yang kadang nampak begitu dewasa. Kemarin saat Ayyash dirawat di Rumah Sakit, Berempat dengan Azzam, Ashima, dan Abyan aku menghabiskan hari di rumah.


Malam-malam selama Ayyash dirawat, aku memang sulit tidur. Bisa sampai jam 1 bahkan jam setengah 3. Gak tau. Sulit aja mata ini merem.


Karena pola tidur yang gak baik itu, aku kesiangan. Terkejutnya saat kudapati jendela sudah tersingkap, pintu sudah terbuka dan sulung sudah tak ada di kamar.


Ada selembar sajadah di samping kasurnya. Kutebak ini tentu bekas ia sholat.


Pernah juga di hari yang lain justru si sulung yang membangunkanku untuk sholat shubuh.


"Azzam sudah sholat, Mi. Sudah mandi juga," sambil ia elus-elus pipi ini.


Masyaa Allah. 


Ada haru juga malu berkecamuk. Dia sudah bisa menjadi pengingatku.


Sulung ini memang sudah teratur sholatnya setiap waktu sholat, demikian si tengah. Tapi si tengah sampai detik ini masih selalu banyak drama untuk memulai aktivitas sholat. Diboyong ke kamar mandi, 'dipaksa' bangun, digendong ke masjid, dan masih banyak drama lain yang ekstra menguji kesabaran.


Ini sudah termasuk ringan, sih, menurutku. Karena yang penuh drama hanya si tengah. Abang sulung nampaknya mulai faham hakikat dirinya sebagai hamba.


"Mau tidur, tapi Azzam belum sholat isya," begitu ucapnya malam itu. Praktis membuat hatiku leleh.


"Wudhulah, Nak. Kan, gak lama sholatnya."


Duluuuuuu...

Kami memang sepakat membangun kebiasaan ibadah mereka ini dengan konsep 'bahagia'. Walau pada prosesnya tetap ada kata 'memaksa'. Karena memang sholat itu wajib maka bagi kami perlu 'pemaksaan'. Gak ada istilah pemakluman untuk hal-hal krusial begini.


Hal ini juga tentu tak lepas dari peran sesebapak itu. Andilnya membawa duo abang ini ke masjid dengan istiqomah sangat berpengaruh besar, bahkan peranku di rumah untuk urusan sholat hanya melengkapi. 


Mindset yang bapak itu tanamkan adalah bahwa masjid itu tempat yang menyenangkan. 


Pernah gak di masjid anak-anak di tegur atau dimarahi karena berisik? Pernah. Tapi bapak itu gak kehilangan ide. Dia akan bawa bujang-bujangnya ke masjid lain yang ramah anak.


Konsep sholat itu wajib dilaksanakan. Gak ada tawar menawar terus kami sounding.


"Boleh, gak, si, Mi. Sekali aja kami gak sholat. Capek, loh," bujang ke dua itu menawar suatu hari.


"Iya, Mi. Masak sholat terus?" bujang pertama menimpali sekaligus membela si adik.


" No, Sayang. Sholat gak boleh gak dikerjain walau sekali pun,"


"Mau? nanti pas di syurga kalian telat dipanggilnya karena gak sholat?"


Mau gak mau suka gak suka bocah dua tetap jalan mengambil air wudhu walau lunglai.


Lagi saat si abang usai khitan sehari.


"Azzam gak sholat, ya, Mi,"


Kasian sebetulnya. Tapi aku tak ingin saat aku mencoba memaklumi, hal ini nanti justru akan jadi pembetulan dan kelonggaran untuknya di keesokan hari.


"Allah melarang kita meninggalkan sholat, Bang. Sekalipun kita sakit atau dalam perjalanan. Itulah kenapa Allah mudahkan kita untuk mendirikan sholat,"


"Di kendaraan, kita bisa sholat. Saat di perjalanan yang bakal kehabisan waktu sholat, kita boleh jamak takdim, takhir atau meng-kosornya. Saat sakit kita boleh sholat sambil duduk bahkan berbaring,"


"Bahkan saat gak ada air, kita dibolehkan untuk tayamum. Kenapa, Sayang?"


"Karena Allah gak mau kita ninggalin sholat sekalipun. Inget, ya, Nak. Sekalipun Allah gak mau kita tinggalin sholat,"


Maka sholatlah si sulung ini sambil berbaring. Begitu sampai dia benar-benar bisa berdiri dengan leluasa bergerak.


'Pemaksaan' dalam hal ibadah ini menurutku tak mengapa, asal tidak melukai hati dan fisik mereka. Sah-sah saja. Bukan kejam menurutku.


Terus seperti itu. Istiqomah mengingatkan. Jika mereka malas, antar ke kamar mandi. Tunggui sampai wudhunya selesai. Dan satu lagi. Se-siang apapun mereka bangun, tetap minta mereka sholat shubuh. Ini penting untuk memahamkan pada mereka bahwa sholat memang betul-betul tidak bisa ditinggalkan walau sekali saja. Jika waktu sholat habis, tetap minta mereka mendirikan sholat yang tertinggal itu kemudian lanjutkan sholat yang akan di kerjakan. 


Ribet, sih. Tapi gapapa ini lebih baik dari pada kita berpayah saat mereka dewasa, kan?


Ya allah jadikan anak cucu kami senantiasa mendirikan sholat.


Masyaa Allaah


Ummeh_4A

Komentar

  1. Madyaa Allah, kerreennn Ummik💕👍👍👍🙏🏻☕

    BalasHapus
  2. Masyaa Allah, kerreennn Ummik💕👍👍🙏🏻☕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa allaaah...
      Thanks Dear, sudah mampir... 😍

      Hapus
  3. Entah apa yang harus saya katakan. Begitulah seorang ibu rela berkorban. Yaa Allah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Takut Menyakiti Anak

Bertahan

Tentang Cintanya Anak